17 Agustus 1945 Sejarah Lengkap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

by ADMIN 65 views

Latar Belakang Sejarah: Mengapa 17 Agustus 1945 Begitu Penting?

Guys, tanggal 17 Agustus 1945 bukan sekadar tanggal merah di kalender, lho! Tanggal ini adalah momen sakral bagi bangsa Indonesia, hari di mana kita memproklamasikan kemerdekaan. Tapi, pernahkah kita benar-benar merenungkan, mengapa tanggal ini begitu penting? Untuk memahami makna sebenarnya, kita perlu melihat kembali latar belakang sejarah yang membawa kita pada momen bersejarah itu. Mari kita gali lebih dalam, guys!

Sebelum 17 Agustus 1945, Indonesia berada dalam cengkeraman penjajahan Jepang. Selama Perang Dunia II, Jepang berhasil menduduki Indonesia dan menggantikan pemerintahan kolonial Belanda. Awalnya, kedatangan Jepang disambut dengan harapan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang mendambakan kemerdekaan. Jepang bahkan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia di kemudian hari. Namun, janji tinggal janji, guys. Jepang ternyata tidak lebih baik dari penjajah sebelumnya. Mereka mengeruk sumber daya alam Indonesia, mempekerjakan rakyat secara paksa (romusha), dan melakukan berbagai tindakan kejam lainnya. Penderitaan rakyat Indonesia mencapai puncaknya di masa pendudukan Jepang ini.

Di tengah situasi yang memprihatinkan itu, semangat untuk merdeka justru semakin membara di dada para pejuang. Berbagai organisasi pergerakan nasional terus berjuang secara diam-diam maupun terang-terangan. Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan tokoh-tokoh lainnya terus memutar otak mencari cara untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Mereka menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk Jepang, untuk memanfaatkan situasi yang ada. Jepang sendiri, yang semakin terdesak dalam Perang Dunia II, mulai memberikan angin segar terkait kemerdekaan Indonesia. Mereka membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai upaya menarik simpati rakyat Indonesia.

Namun, di balik semua itu, ada agenda tersembunyi dari Jepang, guys. Mereka ingin kemerdekaan Indonesia menjadi hadiah dari mereka, bukan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Mereka juga ingin tetap memiliki pengaruh di Indonesia setelah merdeka. Tapi, para pejuang kita tidak sebodoh itu. Mereka sadar betul bahwa kemerdekaan sejati harus diraih dengan kekuatan sendiri. Momen krusial tiba ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Berita ini menjadi angin segar bagi para pejuang Indonesia. Mereka sadar, inilah saat yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan. Tapi, jalan menuju proklamasi tidaklah mulus, guys. Ada berbagai perbedaan pendapat dan kepentingan yang harus disatukan. Di sinilah kita bisa melihat betapa hebatnya para founding fathers kita. Mereka mampu mengatasi segala perbedaan dan mencapai kata sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Jadi, guys, latar belakang sejarah inilah yang membuat tanggal 17 Agustus 1945 begitu penting. Ini adalah simbol perjuangan panjang dan berat bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Ini adalah bukti bahwa kita mampu bersatu dan berjuang demi cita-cita bersama. Ini adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan teruskan kepada generasi mendatang. Semoga kita semua bisa terus menghargai jasa para pahlawan dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif, ya!

Peristiwa Rengasdengklok: Drama di Balik Layar Proklamasi

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, situasi di Indonesia menjadi sangat dinamis dan penuh ketegangan. Berita kekalahan Jepang ini memicu perbedaan pendapat yang sangat signifikan di antara para pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia, terutama antara golongan tua dan golongan muda. Nah, di sinilah kisah Peristiwa Rengasdengklok dimulai. Kalian tahu nggak sih, kenapa peristiwa ini penting banget dalam sejarah proklamasi kita?

Golongan muda, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Soekarni, Chairul Saleh, dan Wikana, sangat bersemangat untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka berpendapat bahwa kekalahan Jepang adalah momentum yang tidak boleh disia-siakan. Mereka nggak mau kemerdekaan Indonesia menjadi hadiah dari Jepang, tapi harus menjadi hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Mereka juga khawatir jika Sekutu datang dan mengambil alih Indonesia, maka kemerdekaan akan semakin sulit diraih. Semangat mereka membara banget, guys, pengen Indonesia merdeka secepatnya!

Di sisi lain, golongan tua, yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta, lebih berhati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek. Mereka berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang dan melalui musyawarah dengan berbagai pihak. Mereka nggak mau terburu-buru dan menimbulkan gejolak yang bisa membahayakan keselamatan bangsa. Soekarno dan Hatta juga masih mempertimbangkan sikap Jepang dan kemungkinan adanya intervensi dari pihak Sekutu. Mereka pengen memastikan semuanya berjalan lancar dan kemerdekaan bisa diraih dengan damai.

Perbedaan pendapat ini mencapai puncaknya pada tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda, yang merasa tidak sabar dengan sikap golongan tua, kemudian menculik Soekarno dan Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil di Karawang, Jawa Barat. Tujuan penculikan ini adalah untuk mendesak Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka berharap, dengan menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang, proklamasi bisa segera diumumkan.

Di Rengasdengklok, terjadi perdebatan sengit antara golongan muda dan Soekarno-Hatta. Golongan muda terus mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, sementara Soekarno dan Hatta tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Situasi semakin tegang, guys. Tapi, di tengah ketegangan itu, ada satu hal yang menyatukan mereka, yaitu cinta terhadap tanah air dan keinginan untuk melihat Indonesia merdeka.

Akhirnya, setelah melalui perdebatan panjang dan alot, Soekarno dan Hatta bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka menyadari bahwa semangat golongan muda sangat besar dan momentum ini tidak boleh disia-siakan. Mereka juga yakin bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan harus segera diperjuangkan. Kesepakatan pun tercapai, guys! Soekarno dan Hatta akan kembali ke Jakarta dan segera mempersiapkan proklamasi kemerdekaan. Peristiwa Rengasdengklok ini menjadi bukti bahwa perbedaan pendapat bisa diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat. Ini adalah pelajaran berharga yang harus kita ingat selalu.

Dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan langsung menuju rumah Laksamana Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang yang bersimpati pada perjuangan Indonesia. Di rumah Maeda inilah, naskah proklamasi dirumuskan. Jadi, guys, Peristiwa Rengasdengklok adalah bagian penting dari sejarah proklamasi kita. Ini adalah drama di balik layar yang menunjukkan betapa dinamis dan penuh tantangan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tanpa semangat golongan muda dan kearifan golongan tua, mungkin kita nggak akan pernah bisa merdeka. Mari kita hargai jasa para pahlawan kita!

Perumusan Naskah Proklamasi: Di Mana dan Bagaimana Teks Kemerdekaan Itu Lahir?

Setelah melalui drama Peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dengan satu tujuan utama: merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tapi, di mana dan bagaimana teks sejarah ini akhirnya ditulis? Nah, di sinilah kita akan membahas momen penting dalam sejarah Indonesia ini, guys. Siap untuk menyimak?

Malam tanggal 16 Agustus 1945, setelah tiba dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta Pusat. Laksamana Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, dikenal bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menawarkan rumahnya sebagai tempat yang aman untuk merumuskan naskah proklamasi. Keputusan ini sangat penting, guys, karena saat itu situasi Jakarta masih sangat tegang dan rawan.

Di rumah Maeda, berkumpullah para tokoh penting pergerakan kemerdekaan Indonesia. Selain Soekarno dan Hatta, hadir juga Ahmad Soebardjo, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan beberapa tokoh lainnya. Mereka berdiskusi secara intensif mengenai isi naskah proklamasi. Suasana malam itu pasti sangat serius dan penuh semangat, ya! Mereka semua sadar bahwa naskah yang akan mereka rumuskan ini akan menjadi tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia.

Perumusan naskah proklamasi dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Soekarno menuliskan konsep awal naskah proklamasi, yang kemudian didiskusikan dan disempurnakan bersama-sama. Ada beberapa usulan dan perubahan yang diajukan oleh para tokoh yang hadir. Ahmad Soebardjo, misalnya, memberikan kontribusi penting dalam merumuskan kalimat pembukaan naskah proklamasi. Diskusi berjalan alot, tapi tetap dalam suasana kekeluargaan dan semangat persatuan.

Setelah melalui perdebatan dan musyawarah, akhirnya naskah proklamasi berhasil dirumuskan. Naskah tersebut terdiri dari dua kalimat yang sangat penting dan bermakna. Kalimat pertama menyatakan keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka, sedangkan kalimat kedua menyatakan pengalihan kekuasaan dari pihak penjajah kepada bangsa Indonesia. Kalian pasti sudah hafal kan dengan isi naskah proklamasi ini?

Naskah proklamasi yang telah disepakati kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan kecil. Naskah yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang kemudian dibacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Jadi, guys, naskah proklamasi yang kita kenal sekarang ini adalah hasil kerja keras dan pemikiran dari banyak tokoh hebat bangsa Indonesia.

Rumah Laksamana Maeda menjadi saksi bisu lahirnya teks kemerdekaan Indonesia. Tempat ini sangat bersejarah dan menjadi simbol persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia. Sekarang, rumah Laksamana Maeda telah menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, yang bisa kita kunjungi untuk mengenang peristiwa penting ini. Jadi, kalau kalian punya kesempatan, jangan lupa mampir ke sana ya! Kita bisa belajar banyak tentang sejarah dan semangat para pahlawan kita.

Detik-Detik Proklamasi: Bagaimana Kemerdekaan Indonesia Dikumandangkan?

Akhirnya, tiba juga kita pada momen puncak sejarah Indonesia, guys! Tanggal 17 Agustus 1945, hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Indonesia. Hari di mana kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Tapi, bagaimana sih suasana detik-detik proklamasi itu? Di mana proklamasi dibacakan? Siapa saja yang hadir? Yuk, kita telusuri bersama!

Pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, suasana di Jakarta sudah terasa berbeda. Semangat kemerdekaan membara di dada setiap orang. Para pemuda dan pejuang telah bersiap siaga untuk mengamankan jalannya proklamasi. Soekarno dan Hatta, setelah berdiskusi dengan para tokoh lainnya, memutuskan untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat (sekarang Jalan Proklamasi). Tempat ini dipilih karena dianggap strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan secara sederhana, namun khidmat. Bendera Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno, dan dikibarkan untuk pertama kalinya diiringi lagu Indonesia Raya. Soekarno membacakan naskah proklamasi dengan suara lantang dan penuh semangat. Kata-kata proklamasi menggema di seluruh penjuru negeri, membangkitkan semangat juang dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Hatta berdiri di samping Soekarno, mendampingi dan memberikan dukungan.

Setelah pembacaan naskah proklamasi, suasana menjadi sangat haru dan gembira. Para hadirin berteriak merdeka, menyanyikan lagu kebangsaan, dan saling bersalaman. Air mata haru bercampur dengan senyum bahagia. Mereka semua merasakan kebebasan yang telah lama mereka impikan. Momen ini sangat bersejarah dan tak terlupakan bagi seluruh bangsa Indonesia.

Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh sekitar 500 orang, yang terdiri dari para tokoh pergerakan, pemuda, dan masyarakat umum. Mereka semua datang dengan satu tujuan: menyaksikan momen bersejarah ini dan merayakan kemerdekaan Indonesia. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa kemerdekaan adalah cita-cita seluruh bangsa Indonesia.

Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia menyebar dengan cepat ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke mancanegara. Radio Republik Indonesia (RRI) menjadi media utama dalam menyebarluaskan berita penting ini. Masyarakat Indonesia menyambut berita proklamasi dengan suka cita dan semangat juang yang tinggi. Mereka siap mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah.

Detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah momen yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa kita. Ini adalah puncak dari perjuangan panjang dan berat para pahlawan kita. Ini adalah bukti bahwa kita mampu meraih kemerdekaan dengan kekuatan sendiri. Mari kita terus menghargai jasa para pahlawan dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif. Merdeka!

Makna Proklamasi bagi Bangsa Indonesia: Lebih dari Sekadar Kemerdekaan

Guys, kita sudah membahas latar belakang sejarah, Peristiwa Rengasdengklok, perumusan naskah proklamasi, dan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sekarang, pertanyaan pentingnya adalah: Apa sih makna proklamasi bagi bangsa Indonesia? Apakah hanya sekadar pernyataan kemerdekaan? Tentu saja tidak! Makna proklamasi jauh lebih dalam dan luas dari itu. Yuk, kita cari tahu!

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah tonggak sejarah yang sangat penting bagi bangsa kita. Ini adalah pernyataan resmi bahwa Indonesia telah merdeka dan berdaulat, lepas dari penjajahan bangsa asing. Proklamasi adalah hak segala bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri. Dengan proklamasi, Indonesia menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Ini adalah langkah awal bagi kita untuk membangun negara yang adil, makmur, dan sejahtera.

Namun, makna proklamasi tidak hanya sebatas itu, guys. Proklamasi juga merupakan manifestasi dari semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan kita bukan hadiah dari bangsa lain, tapi hasil perjuangan panjang dan berat para pahlawan kita. Mereka rela berkorban jiwa dan raga demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Proklamasi adalah bukti bahwa kita mampu bersatu dan berjuang demi tujuan bersama. Semangat persatuan dan perjuangan inilah yang harus terus kita jaga dan wariskan kepada generasi mendatang.

Proklamasi juga merupakan awal dari babak baru dalam sejarah Indonesia. Setelah merdeka, kita harus membangun negara kita sendiri, mengatur pemerintahan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ini adalah tugas yang berat, tapi kita harus melakukannya dengan semangat gotong royong dan kerja keras. Proklamasi adalah kesempatan bagi kita untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Selain itu, proklamasi juga memiliki makna spiritual bagi bangsa Indonesia. Proklamasi adalah wujud dari rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas perjuangan bangsa Indonesia. Kita harus bersyukur atas kemerdekaan yang telah kita raih dan terus berdoa agar bangsa kita selalu diberikan kekuatan dan petunjuk untuk membangun negara yang lebih baik. Proklamasi adalah amanah dari Tuhan yang harus kita jaga dan laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Jadi, guys, makna proklamasi bagi bangsa Indonesia sangatlah kompleks dan multidimensional. Ini bukan hanya sekadar pernyataan kemerdekaan, tapi juga manifestasi dari semangat persatuan, perjuangan, awal dari babak baru, dan wujud dari rahmat Tuhan. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus memahami makna proklamasi ini dengan sebaik-baiknya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita isi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif dan membangun Indonesia yang lebih baik. Merdeka!

Semangat 45: Relevansi Nilai-Nilai Perjuangan Kemerdekaan di Era Modern

Setelah kita memahami makna proklamasi, ada satu hal lagi yang penting untuk kita bahas, guys, yaitu Semangat 45. Kalian pasti sering dengar istilah ini kan? Tapi, apa sih sebenarnya Semangat 45 itu? Dan yang lebih penting lagi, apakah nilai-nilai Semangat 45 masih relevan di era modern ini? Yuk, kita kupas tuntas!

Semangat 45 adalah jiwa dan semangat perjuangan yang membara di dada para pejuang kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Ini adalah semangat untuk meraih kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. Semangat 45 mencakup nilai-nilai seperti persatuan, kesatuan, rela berkorban, cinta tanah air, pantang menyerah, dan gotong royong. Nilai-nilai ini sangat penting bagi kita untuk membangun bangsa yang kuat dan maju.

Di era modern ini, tantangan yang kita hadapi tentu berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh para pejuang kemerdekaan dulu. Kita tidak lagi berjuang melawan penjajah fisik, tapi kita berjuang melawan kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan berbagai masalah sosial lainnya. Kita juga menghadapi tantangan globalisasi dan persaingan yang semakin ketat. Nah, di sinilah nilai-nilai Semangat 45 menjadi sangat relevan.

Nilai persatuan dan kesatuan sangat penting untuk kita jaga di tengah keberagaman yang ada di Indonesia. Kita harus saling menghormati, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Nilai rela berkorban juga penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus siap berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bukan hanya demi kepentingan pribadi atau golongan. Nilai cinta tanah air harus kita pupuk dalam diri kita. Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia dan berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi negara kita.

Nilai pantang menyerah juga sangat penting dalam menghadapi tantangan di era modern ini. Kita tidak boleh mudah putus asa jika menghadapi kesulitan. Kita harus terus berusaha dan berjuang untuk mencapai cita-cita kita. Nilai gotong royong juga relevan untuk kita terapkan dalam membangun masyarakat yang peduli dan solider. Kita harus saling membantu dan bekerja sama untuk mengatasi masalah yang kita hadapi.

Jadi, guys, nilai-nilai Semangat 45 tetap relevan dan penting untuk kita amalkan di era modern ini. Semangat 45 adalah modal dasar bagi kita untuk membangun bangsa yang kuat, maju, dan sejahtera. Mari kita jadikan Semangat 45 sebagai inspirasi dalam setiap langkah kita. Kita harus terus berjuang, bekerja keras, dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Dengan begitu, kita bisa mewujudkan cita-cita para pahlawan kita dan menjadikan Indonesia negara yang hebat. Merdeka!

Kesimpulan: Mengenang dan Meneladani Semangat 17 Agustus 1945

Oke guys, kita sudah membahas panjang lebar tentang 17 Agustus Tahun 45, mulai dari latar belakang sejarah, Peristiwa Rengasdengklok, perumusan naskah proklamasi, detik-detik proklamasi, makna proklamasi, hingga relevansi Semangat 45 di era modern. Sekarang, saatnya kita menarik kesimpulan dan merenungkan apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa bersejarah ini.

17 Agustus 1945 adalah hari yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Ini adalah hari di mana kita memproklamasikan kemerdekaan, hari di mana kita menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Peristiwa ini adalah hasil perjuangan panjang dan berat para pahlawan kita. Mereka rela berkorban jiwa dan raga demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus selalu mengenang jasa para pahlawan dan menghargai pengorbanan mereka.

Proklamasi kemerdekaan bukan hanya sekadar pernyataan kemerdekaan, tapi juga manifestasi dari semangat persatuan, perjuangan, dan gotong royong bangsa Indonesia. Kita harus meneladani semangat ini dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus bersatu, bekerja keras, dan saling membantu untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Kita juga harus memiliki semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan masalah.

Nilai-nilai Semangat 45 tetap relevan di era modern ini. Kita harus mengamalkan nilai-nilai persatuan, kesatuan, rela berkorban, cinta tanah air, pantang menyerah, dan gotong royong dalam kehidupan kita. Dengan begitu, kita bisa mengatasi berbagai tantangan dan mewujudkan cita-cita bangsa. Semangat 45 adalah modal dasar bagi kita untuk membangun Indonesia yang kuat, maju, dan sejahtera.

Mengenang 17 Agustus 1945 bukan hanya sekadar mengikuti upacara bendera dan kegiatan seremonial lainnya. Lebih dari itu, kita harus menghayati makna kemerdekaan dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan dalam kehidupan kita. Kita harus menjadi warga negara yang baik, yang peduli terhadap bangsa dan negara. Kita harus berkontribusi positif dalam pembangunan Indonesia.

Jadi, guys, mari kita jadikan 17 Agustus 1945 sebagai momentum untuk merefleksikan diri dan meningkatkan semangat kebangsaan kita. Mari kita teladani semangat para pahlawan kita dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif. Mari kita bangun Indonesia yang lebih baik, adil, makmur, dan sejahtera. Merdeka!